Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Belajar melupakan...

Hari ini, setelah sekian lama tidak bersua, sang sakit gigi menyapaku juga... Bahkan malam ini dia menemaniku semalaman. Aku yang hampir saja lupa rupa dan rasanya, harus membiasakan diri lagi dengan kehadiran sakit yang sudah jadi sahabatku sejak kecil. Pertemuan kami lagi, diawali ketika aku melihat sebuah mobil box putih berisi peralatan sejenis perbengkelan seperti tang, bor, tang, skrup, dua minggu yang lalu. Pemandangan itu menimbulkan sedikit rasa rindu pada sakit gigi. Dengan sedikit rayuan dari kasir penjaga mobil, aku mengikuti rasa rindu sekaligus penasaran. Ternyata, dua minggu yang lalu belum waktunya aku bertemu sang sakit. Dokter  perempuan paruh baya yang bertugas hari itu menyarankan untuk kembali lagi sesuai jadwal mobil box perawatan gigi keliling datang ke kampusku. Akhirnya, tepat dua minggu setelah rasa penasaran menyeruak, aku kembali berada di mobil box itu. Hanya saja dokternya sudah berbeda. Agak tidak cocok dengan profesinya, menurutku, karena sejak aku bersa

Catatan yang tersimpan

Gambar
Aku tak tahu harus mulai dari mana. Jari-jariku kaku. Bukan karena tidak ada yang pantas diceritakan. Tapi justru terlalu banyak yang ingin kutumpahkan. Namun, selalu saja jika topik ini yang kupilih, aku tak tahu bagaimana harus menuliskannya. Mungkinkah dari jutaan kata itu tidak ada yang bisa mewakili apa yang aku rasakan? Mungkinkah semua moment yang tercipta bersamamu adalah benar-benar pengalaman estetis yang meninggalkan kenangan tanpa jejak yang tak bisa diulang? peristiwa yang sama diulang pun, tidak akan menghasilkan kenangan yang sama indahnya. Tapi bukan berarti keindahan hari ini berkurang karena kenangan indah hari kemarin. Begitu juga hari esok. Ketakutanku akan ketidak-tahuan hari esok tidak lantas mengurangi rasa syukurku hari ini. Hari ini estetis. Terlihat sama seperti hari-hari lain, tapi sebenarnya menyimpan kenangannya sendiri di kemudian hari.

Bukan tentang coklat atau mawar

Gambar
Semalam, aku terlambat pergi tidur. Tak disangka, aku terhisap dalam ketertarikan baruku akan dunia blog-ngeblog ini. Jadilah pagi ini aku merasa terlalu cepat untuk bangun karena belum puas menikmati mimpi. Pagi tetap pagi, tak menunggu aku sadar dan terbangun. Matahari berusaha menembus celah-celah kusen jendela dan pintu kamarku, berusaha menarik perhatian mataku untuk memulai persahabatan. Inilah waktunya mataku bekerja keras untuk terbuka dan menyapa sinar. Untukku, memulai segala sesuatu itu sulit. Tapi setelah langkah pertama, langkah kedua ketiga dan seterusnya terasa lebih ringan. Ibarat memutar kran air yang sedang terkunci rapat, setelah berhasil memutarnya, maka tinggal menikmati kucuran yang mengalir. Demikian pula tubuh. Barulah setelah berhasil menyeret tubuh dan menyiramnya dengan air yang bermalam di bak kamar mandi, mata ini menemukan jalan menuju hakikatnya. (halaah..)

Perubahan Ekstrim

Gambar
Malam ini, cuaca mendukung untuk sejenak memberi setitik jejak tentang hari ini, tentang hidup ini.. Cuaca ekstrim siang-panas-membabi buta vs malam-dingin-menembus tulang membuatku sempat tertidur tidak pada waktunya karena kepalaku dan isi-isinya tersentak kaget pada pergantian suhu tanpa permisi. Entah.. mungkin siang dan malam sudah membuat kesepakatan bersama matahari dan hujan.. Siang adalah waktunya matahari bekerja ektsra agar seragam anak sekolah bisa kering untuk dipakai besok dan para ibu bernafas lega, sedangkan malam adalah saatnya hujan bermain bersama kawan-kawannya -angin, kilat dan guntur- untuk memberi dukungan pada mereka yang sedang mencari inspirasi dan ingin bermimpi. Keadilankah tujuannya? hanya alam -dan penciptanya yang masih terus bekerja sampai hari ini- yg tau..  Yang pasti, tak perlulah kita terlibat dalam kesepakatan itu.. tak perlulah kita membuat matahari enggan bersinar dengan mengutukinya.. tak usahlah kita menutupi jalannya air hujan dengan