Sosok Mereka

Setiap sosok mereka hadir, hari-hariku yang biasanya berjalan dengan rutinitas baku berubah hampir 100 derajat..
Bukan karena terpaksa, tapi tubuhku seperti terhipnotis ke dalam suasana yang membuatku merasa masih seperti gadis kecil yang belum pantas memikirkan dunia...
Dikotomi antara dunia rantau yang keras demi bisa makan sampai akhir bulan dan dunia rumah dengan segala sesuatu sudah tersedia, hanya dibatasi oleh kehadiran sosok mereka...
Biasanya aku yang memilih untuk pulang ke 'rumah' demi menikmati indahnya hidup sebelum perjalanan waktu semakin mengarahkanku pada kemandirian penuh.
Yang jadi persoalan adalah ketika sosok ini ingin hadir di tengah dunia rantau yang keras dengan alasan yang dibuat-buat tapi sebenarnya merangkum satu sebab: rindu.
Ada rasa senang dan haru yang lebih sering tidak kuperlihatkan.
Namun, ada juga rasa tak tega. Tak tega memperlihatkan kepada mereka kerasnya hidup sebagai gadis dewasa yang sudah memikirkan masa depan tanpa bergantung pada mereka..
Tak tega memberitahukan kepada mereka bahwa suatu saat masa-masa tidur di antara mereka untuk menikmti aroma tubuh mereka akan berganti dengan pemandangan anak gadis kecilnya pulang ke pelukan seorang pria yang baru dikenal sepertiga dari seperempat abad hidup yang dihasilkan oleh peluh mereka...
Ada rasa tak tega menolak setiap ajakan mereka berbelanja, yang aku tahu sebenarnya adalah jalan untuk meyakinkan diri mereka sendiri bahwa aku masih kepunyaan mereka yang bisa mereka puaskan dengan hasil keringat mereka.

Akhirnya, dengan kesadaran penuh aku tidak pergi mencari segenggam berlian..
Bukan karena berlian itu aku harapkan datang dari mereka, tapi karena aku tahu waktuku bersama mereka dengan status masih gadis kecil kepunyaan mereka tinggal sedikit lagi mengingat rencana dan jalan hidup yang akan aku pilih sendiri... 

Waktuku dengan mereka-lah berlian yang mahal itu.


Dan sungguh! saat-saat bersama mereka, waktu seolah berhenti...

Itu yang aku cari.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persinggahan yang berkelanjutan

I love you, but...

Tanah dan Hujan di saat Kemarau